Nama : Heri Noviyanto
NPM : 1A11223
Proses Mempengaruhi
Pengaruh adalah kegiatan atau
keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan
suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.
Konsep Pengambilan Keputusan:
• Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang relevan
• Pengembangan & evaluasi alternative
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil
a. Tipe–Tipe Keputusan Manajemen
• Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
• Kepusan-keputusan pribadi & strategi
• Keputusan-keputusan dasar & rutin
b. Model-model Pengambilan Keputusan
• Relationalitas Keputusan
• Model- model perilaku pengambilan keputusan
c. Teknik Pengambilan Keputusan
• Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
• Teknik – teknik Partisipatif
• Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Proses
mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses
manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh para manajer.
Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena
lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya apada
pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan
manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan
mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku
organisasional.
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Proses
pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil
sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan.
Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan,
ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority
rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan
setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan
(consensus).
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya
metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer.
mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode
ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin
mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil.
Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa
kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan
yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang
lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
2. Pendapat Ahli
Kemampuan
setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik,
pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah
organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam
proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten
dalam bidangnya tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi.
3. Kewenangan Setelah Diskusi
Metode
ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak
pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding
metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses
pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap
anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang
lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat
anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan
merugikan anggota organisasi yang lain.
4. Kesepakatan
Dalam
Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam
proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota
organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota
sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang
demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti
ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang
mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam
memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah
hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan
metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat
dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok digunakan
dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
Teknik Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai
alternative pilihan yang tersedia. Seseorang terkadang dihadapkan pada
suatu keadaan dimana ia harus menentukan pilihan (keputusan) dari
berbagai alternatif yang ada. Proses ini terkadang amatlah rumit karena
berdampak pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Seorang pimpinan
produksi memutuskan untuk mengurangi produksi di saat kondisi
perekonomian sedang buruk, seorang jenderal memutuskan untuk melakukan
serangan endadak karena tahu bahwa musuh sedang tidap siap dan siaga.
Masih banyak contoh-contoh lainnya yang terkait dengan pengambilan
keputusan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari contoh di atas
terlihat adanya alternatif, misalnya pimpinan produksi menaikan jumlah
produksi atau tidak, seorang jenderal harus melakukan serangan mendadak
atau tidak. Minimal ada dua alternatif dan dalam praktiknya terdapat dua
atau lebih keputusan yang harus diambil oleh pengambil keputusan dimana
pengambil keputusan harus memilih salah satu pilihan berdasarkan
pertimbangan atau kriteria tertentu. Setiap orang dapat membuat
keputusan, akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda.
Ada yang sempit dan ada pula yang luas ruang lingkup yang terkena dampak
atau pengaruh tersebut.
Pada umumnya suatu keputusan dibuat
dalam rangka untu memecahkan permasalahan atau persoalan (problem
solving) dan setiap keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang hendak
dicapai. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan
yang dibuat misalnya di rumah tangga, di kantor atau di dalam organisasi
(departemen, dan industri pemerintah, perusahaan, perguruan tinggi)
atau di masyrakat. Keputusan dibuat oleh individu (perseorangan),
organisasi, kelompok individu, negara dengan satu tujuan atau lebih yang
hendak dicapai. Dalam dunia yang modern ini, kehidupan menuntut banyak
sekali keputusan yang harus dibuat baik yang memiliki dampak yang luas
maupun yang sempit.
Beberapa keputusan bisa dibuat berulang kali
secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama sehingga mudah
dilakukan. Keputusan-keputusan ini dapat ditempuh secara efektif dengan
mengikuti peraturan-peraturan yang telah dikukuhakan dalam bentuk
petunjuk pelaksanaa yang disusun berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Misanya penyusunan anggaran tahunan perusahaan, pengaturan belanja,
pengolahan data penelitian dan sebagainya. Situasi keputusan lainnya
yang dihadapi mungkin serupa dengan situasi yang telah dialami masa
lalu, akan tetapi suatu ciri khusus dari permasalahan yang baru timbul
mungkin agak berbeda dalam beberapa aspek penting bahwa mungkin unik.
Intuisi dan pertimbangan (judgement) dari orang-orang yang mempunyai
pengalaman seperti tipe persoalan tersebut merupakan narasumber
(resource person) yang sangat penting dalam sebuah organisasi dimana
keputusan akan diambil, mengingat persoalan tersebut mungkin jauh
berbeda dengan permasalahan yang sebelumnya.
Inti dari
pengambilan keputusan ialah terletah dalam perumusan berbagai alternatif
tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian dan dalam pemilihan
alternatif yang tepat setelah suatu evaluasi (penilaian) mengenai
efektivitas dalam mencapai tujuan yang dikehendaki. Salah satu komponen
terpenting dari proses keputusan ialah kegiatan pengumpulan informasi
dari mana suatu apresiasimengenai situasi keputusan dapat dibuat.
Apabila informasi yang cukup dapat dikumpulkan guna memperoleh suatu
spesifikasi yang lengkap dari semua alternatif dan tingkat
efektivitasnya dalam situasi yang sedang terjadi, maka keputusan yang
diambil relatif mudah. Akan tetapi dalam prakteknya, sangatlah tidak
mungkin untuk mengumpulkan informasi yang secara lengkap, mengingat
terbatasnya dana, waktu dan tenaga.
Dalam hal dimana data tidak
lengkap atau merupakan perkiraan atau ramalan saja (just an estimate or a
forecast), elemen ketidakpastian (uncertaitty) kemudian muncul di dalam
proses pembuatan keputusan. Elemen ketidakpastian ini akan menimbulkan
resiko bagi pembuat keputusan. Ketidakpastian merupakan ciri situasi
keputusan yang paling sering dijumpai dalam manajemen modern. Hal ini
disebabkan karena pengambil keputusan tidak mengetahui dari sifat-sifat
alternatif yang tersedia, sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses
pengambilan keputusan.
Latar Belakang Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok
perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan
dalam teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set
elemen-elemen atau komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu
bentuk hubungan tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling
terkait dan membentuk suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu
organisasi sangat tergantung pada tingkah laku komponen-komponennya dan
hubungan antar komponen.
Sebagai contoh suatu perusahaan sebagai
suatu organisasi yang akan mencapai tujuan, misalnya jumlah penjualan
maksimal (maximum revenue). Setiap pimpinan sub-unit harus mengambil
keputusan guna menunjang pencapaian tersebut. Informasi utama yang
diperlukan adalah besarnya jumlah permintaan produk yang akan diproduksi
berdasarkan ramalan penjualan. Berdasarkan ramalan penjualan di waktu
akan datang, direktur produksi memutuskan untuk memproduksi (melalui
perencanaan) sejumlah yang diminta agar tidak terjadi produksi
berlebihan (over production) atau produksi rendah (under production).
Setelah diketahui jumlah unit yang akan diproduksi, dapat diputuskan
dengan tepat berapa jumlah bahan mentah yang harus dibeli, berapa buah
mesin yang diperlukan, berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan,berapa
jumlah dana yang dibutuhkan dan berapa jumlah dana yang perlu dipinjam
dari bank.
Jadi, sub-sub elemen yang terkait dengan produksi
tidak boleh seenaknya membuat keputusan tentang jumlah unit yang
diproduksi, jumlah bahan mentah yang harus dibeli, dan sebagainya. Semua
keputusan yang dibuat oleh masing-masing kepala subunit harus terkait
satu sama lain, agar tujuan dapat tercapai.
Empat Kategori Keputusan
a. Keputusan dalam keadaan kepastian (certainty)
Apabila
semua informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan lengkap, maka
keputusan dikatakan dalam keadaan yang pasti (terdapat kepastian).
Dengan kata lain dalam keadaan ada kepastian, kita dapat meramalkan
secara tepat hasil dari tindakan (action). Misalnya dalam persoalan
linear programming, kita dapat mengetahui berapa jumlah keuntungan
(profit) maksimum yang bisa diperoleh setelah kita mengetahui persediaan
setiap jenis bahan dan kebutuhan input bagi masing-masing jenis produk.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali keputusan yang kita
ambil dalam keadaan ada kepastian. Kita tahu dengan pasti arah untuk
berangkat ke kantor, restoran favorit, atau obat yang mujarab. Hal-hal
semacam itu sudah rutin kita laksanakan sehingga tidak perlu pemikiran
yang mendalam. Permasalahan akan berbeda ketika pemerintah harus
mengatur ekspor non-migas dari sektor pertanian agar jumlah penerimaan
devisa hasil ekspor maksimal dengan memperhatikan kendala-kendala yang
ada. Misal, luas lahan yang tersedia, jumlah petani, jumlah benih dan
modal yang tersedia, dan jumlah permintaan.
Berbagai teknik
Operation Research (OR) yang tergolong ada kepastian antara lain linear
programming (LP), persoalan transportasi, persoalan penugasan, net
working planning. Pemecahan mengenai pemngambilan keputusan dalam
keadaan / situasi adanya kepastian bersifat deterministik.
b. Keputusan dalam keadaan resiko (risk)
Resiko
terjadi bila hasil pengambilan keputusan walaupun tidak dapat diketahui
dengan pasti, tetapi dapat diketahui nilai kemungkinannya
(probabilitas). Misalnya, anda ingin memutuskan membeli barang. Setiap
barang dibungkus dengan rapi sehingga anda tidak dapat membedakan barang
yang dalam keadaan bagus maupun cacat. Seandainya penjual tersebut
jujur dan anda diberitahu bahwa barang tersebut berjumlah 100 buah dan
barang yang dalam keadaan rusak berjumlah 99 buah. Kemudian anda harus
memutuskan apakan membeli barang tersebut atau tidak.
Bila anda
termasuk orang yang normal, mungkin anda tidak akan membeli barang
tersebut, sebab resikonya terlalu besar. Kemungkinan memperoleh barang
rusak sebesar 99%. Namun jika sebaliknya, jumlah barang yang rusak hanya
ada 1 buah. Kemungkinannya adalah anda akan membeli barang tersebut,
sebab kemungkinan untuk mendapatkan barang rusak hanya 1%.
c. Keputusan dalam keadaan ketidakpastian (uncertainty)
Adalah
suatu keadaan dimana kita tidak dapat menentukan keputusan karena belum
pernah terjadi sebelumnya (pertama kali). Dalam keadaan ini kita perlu
mengumpulkan informasi sebanyak-banyak tentang suatu pemasalahan. Dengan
informasi tersebut maka dapat dibuat beberapa alternatif-alternatif
keputusan sehingga dapat diketahui nilai probabilitasnya. Dengan
diperolehnya nilai probabilitas baik berdasarkan informasi yang anda
peroleh maupun berdasarkan pendapat anda secara subjektif. Permasalahan
ini sudah tidak lagi berada dalam ketidakpastian, melainkan berada dalam
kepastian karena resiko yang akan diterima telah diketahui. Walaupun
nilai probabilitas yang anda peroleh cukup kasar (roughly estimate).
Pohon keputusan (decision tree) bisa dipergunakan untuk memecahkan
persoalan dalam ketidakpastian.
d. Keputusan dalam keadaan konflik (conflict)
Terkadang
dalam pengambilan keputusan tidak selalu lancar. Banyak
permasalahan-permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Apalagi bila keputusan yang diambil terdapat konflik atau
dapat menyebabkan konflik. Situasi konflik dapat terjadi bila
kepentingan dua pengambil keputusan atau lebih saling bertentangan (ada
konflik) dalam situasi yang kompetitif. Pengambil keputusan bisa juga
berarti pemain (player) dalam suatu permainan (game). Sebagai contoh,
pengambil keputusan (sebut A) memperoleh keuntungan dari suatu tindakan
yang dia lakukan (course of action). Hal ini disebabkan karena pengambil
keputusan yang lain (sebut B) juga mengambil tindakan tertentu. Dalam
analisis keputusan (decision analisys), pengambil keputusan atau pemain
tidak hanya tertarik pada apa yang secara individual dilakukan, tetapi
juga apa yang dilakukan oleh keduanya (yaitu A dan B). Oleh karena itu
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh masing-masing akan saling
mempengaruhi baik secara positif (menguntungkan) atau negatif
(merugikan). Dalam praktiknya banyak sekali situasi semacam itu,
misalnya perusahaan terlibat dalam strategi pasar yang kompetitif,
pengembangan produk baru, dan memikat eksekutif yang berpengalaman.
Walaupun
kelihatannya sederhana, keputusan dalam situasi ada konflik sering kali
dalam praktiknya menjadi sangat kompleks (ruwet). Misalnya, kita
dihadapkan pada keadaan yang tidak pasti ditambah lagi adanya tindakan
pihak lawan yang bisa mempengaruhi hasil keputusan. Faktor-faktor yang
dipertimbangkanmenjadi lebih banyak. Keputusan dalam situasi ada konflik
bisa dipecahkan dengan teori permainan (game theory).
Manajemen dan Pengambilan Keputusan
Keputusan
yang kita buat menyangkut berbagai bidang seperti, ekonomi, sosial dan
budaya. Lingkungan dimana kita hidup sangat kompleks dengan berbagai
komponen atau faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti hukum,
moralitas, kenyataan ekonomi, dan sebagainya. Jadi pengambilan keputusan
sering tidak sederhana. Walaupun dalam kenyataannya, kita membuat
keputusan setiap hari, jarang sekali kita merenungkan sejenak tentang
bagaimana sebenarnya kita membuat keputusan. Tak seorang pun sempurna
sebagai pengambil keputusan, akan tetapi kita menghendaki suatu sukses
paling tidak untuk keputusan-keputusan paling penting. Misalnya
keputusan tentang karier, sebab akan mengarahkan jalan mana yang harus
ditempuh.
Sementara orang percaya bahwa pengambila keputusan
yang baik lahir dengan kemampuan khusus. Hal tersebut belum tentu
sepenuhnya benar. Pengambilan keputusan yang baik dapat dicapai melalui
proses belajar dan latihan serta pengalaman yang cukup. Sebetulnya
pengambilan keputusan manajerial tidak begitu berbeda dengan pengambilan
keputusan individual. Akan tetapi ruang linkup dan permasalahan bagi
pengambil keputusan manajerial sangat luas dan berat. Khususnya resiko
yang harus ditanggung cukup berat. Ilmu manajemen (management science)
dikembangkan untuk dipergunakan sebagai alat bagi pengambil keputusan
manajerial agar diperoleh hasil keputusan yang rasional sebagai hasil
dari pemeachan masalah (problem solving).
Darah kehidupan
(lifeblood) suatu organisasi adalah manajemen. Suatu organisasi akan
baik apabila manajemennya baik, dan sebaliknya. Menurut Mary Paker
Follet, manajemen (management) sebagai getting things done through
people, yaitu menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain.
Sebetulnya manajemen itu merupakan sistem hidup yang dinamis (a dynamic
living system) yang mengintegrasikan manusia (human), uang (money), dan
sumber-sumber fisik (material) sedemikian rupa sehingga dicapai hasil
kerja (output) yang optimal dengan masukan (input) yang tersedia. Dengan
kata lain, manajemen adalah suatu pengaturan input agar menjadi output
dengan membuat rasio antara output dengan input (O/I) sebesar-besarnya.
Jadi, manajemen menekankan pada hal-hal berikut:
Penentuan arah yang jelas bagi organisasi (a set of objective), tujuan apa yang akan dicapai.
Pencarian
cara yang paling efisien untuk mencapai tujuan melalui penilaian
berbagai alternative yang fisibel, yang dapat dijalankan dan bukan
bersifat teoritis.
Analisis kendala lingkungan sebagai pembatasan, baik yang internal maupun yang eksternal.
Manajemen
merupakan suatu system yang meliputi lingkungan yang terus berubah juga
teknologi dan filosofi. Jadi, fungsi dasar manajemen modern telah
menjadi manajemen gangguan (disturbance), pemecahan persoalan (problem
solving), atau pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan
fungsi manajemen yang paling dasar. Agar dapat memperbaiki mutu
pengambilan keputusan, organisasi dan manajer secara terus-menerus
mencari jalan untuk lebih rasional dan sistematis di dalam pengambilan
keputusan. Jadi, ilmu manajemen (management science) telah menjadi
bagian yang integral manajemen modern. Ilmu manajemen merupakan suatu
disiplin yang mencakup suatu pendekatan rasional tentang pengambilan
keputusan manajemen. Tema pokok ilmu manajemen adalah aplikasi ilmiah
dan metodelogirasional suatu proses manajemen.
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan manajemen
Rumuskan persoalan keputusan
Persoalan
(problem) adalah sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang
diinginkan/ diharapkan. Kita harus berusaha mencari pemecahan yang baik
bagi suatu persoalan yang tepat (benar) sebab pemecahan yang terbaik
bagi persoalan yang salah tak ada gunanya. Maka dari itu, dalam membuat
keputusan untuk memecahkan persoalan harus bisa menemukan persoalan apa
yang perlu dipecahkan/ diselesaikan.
Kumpulkan informasi yang relevan
Memecahkan
persoalan berarti suatu keputusan atau tindakan untuk menghilangkan
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya persoalan tersebut. Perlu
dikumpulkan data atau informasi yang relevan artinya faktor-faktor yang
mungkin terjadi penyebab timbulnya persoalan tersebut.
Cari alternatif tindakan
Memutuskan
berati memilih salah satu dari beberapa alternatif tindakan yang
tersedia berdasarkan kriteria tertentu. Singkatnya, buatlah alternatif
tindakan yang fisibel sebanyak mungkin.
Analisis alternatif yang fisibel
Setiap
alternatif harus dianalisis, harus dievaluasi baik berdasarkan suatu
kriteria tertentu atau prioritas. Hasil analis memudahkan pengambil
keputusan di dalam memilih alternatif yang baik.
Memilih alternatif terbaik
Di
dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah
satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan
berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus
diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga
yang merugikan pihak lain.
Laksanakan keputusan dan evaluasi hasilnya
Pengambilan
keputusan berarti mengambil tindakan tertentu (taking certain action).
Pelaksanaan suatu rencana tindakan, merupakan tahap akhir dari proses
pengambilan keputusan. Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan yang telah diambil. Evaluasi sangat berguna untuk memperbaiki
suatu keputusan untuk mengubah tujuan semula karena terjadi perubahan.
Ilmu
manajemen memungkinkan manajer memanfaatkan pendekatan ilmiah atau
analisis di dalam pemecahan persoalana atau pengambilan keputusan. Ilmu
manajemen memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap diterimanya
manajemen berorientasi pada tujuan yang dikenal dengan management by
objectives atau purpose oriented management. Peranan ilmu manajemen
dalam pengambilan keputusan disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
1. Teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi yang semakin lama semakin canggih.
2. Makin berkurangnya persediaan energi dan material kritis lainnya, sehingga perlu dikelola secara efisien dan efektif
3.
Persoalan manajemen sangat kompleks, yang mencakup banyak faktor
(produksi, pengendalian mutu, distribusi dan sebagainya) dan sangat
penting.
4. Persoalan yang dihadapi manajemen sering kali
baru sama sekali sehingga tak ada hubungannya sama sekali dengan
pengalaman yang sebelumnya.
Penekanan pada perencanaan dan
pencapaian tujuan jangka panjang (longranges objectives) memerlukan
pengambilan keputusan dengan data hasil ramalan. Bagi suatu perusahaan,
ramalan penjualan (sales forecast) sangat penting untuk dasar
perencanaan produksi, bahan mentah, tenaga kerja, dan biaya. Hal ini
untuk menghindari terjadinya over production atau under production.
Berbagai metode ramalan kuantitatif telah dikembangkan.
Hasil
keputusan yang dibuat harus optimal dengan memperhatikan kendala yang
ada. Di dalam praktir data/ informasi yang menunjukan pembatasan itu tak
diketahui dengan berbagai alasan tentunya (data tak tersedia, biaya
pengumpulan terlalu mahal) sehingga tidak semua kendala tercantum di
dalam model matematika yang akan dipergunakan untuk membuat keputusan
dalam rangka memecahkan persoalan.
Dalam kenyataanya, manajer
sewaktu membuat keputusan tidak hanya didasarkan atas pemecahan yang
diperoleh dari model ilmu manajemen (misal linear programming), akan
tetapi juga didasarkan pada pertimbangan lain seperti: intuisi,
pertimbangan politik atau mungkin tekanan dari pihak lain.
Peranan Ilmu Manajemen
Ilmu manajemen memiliki peranan sebagai berikut:
· Pengambilan keputusan berdasarkan tujuan
Penerapan
ilmu manajemen memerlukan suatu organisasi berorientasikan tujuan
(purpose oriented). Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus
direncanakan dan dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi. Jangan
berdasarkan kebiasaan atau rutinitas yang telah sering dilakukan.
· Pengambilan keputusan berdasarkan informasi dan analisis
Pengambilan
keputusan berdasarkan ilmu manajemen memerlukan suatu sistem pengolahan
informasi yang efisien. Dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan dan
dampaknya yang sangat penting pada kelangsungan lingkungan hidup suatu
organisasi manajemen menjadi sangat penting. Informasi yang akurat dan
tepat waktu harus diolah dan dianalisis agar adapat digunakan untuk
meramalkan kejadian-kejadian penting yang akan datang (bersifat
ekonomis) dengan tingkat keakuratan yang memadai.
· Pengambilan keputusan unuk tujuan ganda.
Manajemen
selalu dituntut untuk memperhatikan tujuan ganda, prioritas dan
pemecahan pertentangan antara tujuan (objectives) berbagai kelompok
kepentingan. Dengan demikian, diharapkan penerapan pendekatan sistematis
yang lebih meluas di dalam menangani masalah pencapaian tujuan ganda
dan untung ruginya. Pendekatan interaktif berdasarkan komputer dengan
model ilmu manajemen menemukan penerapan yang lebih luas didalam
memformulasikan tujuan dan pengambilan keputusan.
· Penekanan yang meningkat pada produktivitas
Agar
dapat memperbaiki efektivitas proses manajemen, yang harus diperhatikan
antara lain: produktivitas sumber daya manusia, manajemen modal dan
material yang efektif, dan proses pengambilan keputusan yang efisien.
· Peningkatan perhatian pada perilaku kelompok
Perilaku
pengambilan keputusan kelompok akan menjadi sangat penting peranannya
apabila kita berfokus pada penggunaan sumber daya manusia yang efektif.
Studi perilaku pengambilan keputusan kelompok, khususnya pentingnya
perasaan membagi tujuan (share purpose) bagi keefektivan organisasi.
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh kepala setiap unit organisasi harus
diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi perusahaan.
· Manajemen modal, energi, material yang efisien
Penghematan
biaya melalui sumber-sumber daya (modal, energi dan material) merupakan
andil seratus persen pada keuntungan perusahaan, sedangkan penghematan
biaya pada hal lain seperti saluran distribusi mungkin hanya memberikan
andil yang sedikit pada keuntungan.
· Manajemen tentang segala kemungkinan yang lebih sistematis
Manajemen
tentang segala kemungkinan atau lebih dikenal dengan contigency
manajemen akan menjadi lebih sistematis dan teratur berkat tersedianya
sistem informasi, model ilmu manajemen dan fasilitas komputasi dengan
komputer.
· Lebih berinteraksi dengan faktor eksternal
Proses
manajemen adalah suatu sistem yang terbuka, harus bisa mengatasi paling
tidak menyesuaikan dengan keadaan lingkungan diluar organisasi sebagai
kendala misalnya kebutuhan masyarakat tentang barang dan jasa yang
selalu berubah juga dibutuhkan informasi. Jadi, ilmu manajemen
mensyaratkan bahwa harus berinteraksi dengan dunia luar yang disebut
faktor-faktor eksternal seperti instansi pemerintah, situasi
internasional, faktor sosial, ekonomi, lingkungan, konsumen, perubahan
situasi pasar, selera konsumen, saingan, dan lain sebagainya.