Pengertian Ongkos
Heri Noviyanto - 1A111223
Ongkos
adalah kurva yang menunjukan hubungan antara jumlah ongkos produksi
dengan tingkat output yang dihasilkan. Ongkos produksi adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi guna memproduksi output.
Macam-macam ongkos sebagai berikut :
1.
Total Fixed Cost (Ongkos Total Tetap) adalah jumlah ongkos yang tetap
yang tidak dipengaruhi oleh tingkat produksi. Contoh penyusutan, sewa,
dsb.
2.
Total Variabel Cost (Ongkos Variabel Total) adalah Jumlah ongkos-ongkos
yang dibayarkan yang besarnya berubah menurut tingkat yang dihasilkan.
Contoh ongkos bahan mentah, tenaga kerja, dsb.
3. Total Cost (Ongkos Total) adalah penjumlahan antara ongkos total tetap dengan ongkos total variabel. TC = TFC + TVC
4. Averege Fixed Cost (Ongkos Tetap Rata-Rata ) adalah ongkos tetap yang dibebankan kepada setiap unit output.
TFC
AFC = Q = tingkat output
5. Averege Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-Rata) adalah ongkos variabel yang dibebankan untuk setiap unit output.
6. Averege Total Cost (Ongkos Total Rata-rata) adalah ongkos produksi yang dibebankan untuk setiap unit output.
7.
Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya
ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
ATC ATVC
MC = ———
AQ AQ
Ongkos produksi dibedakan menjadi :
1. Ongkos Produksi Jangka Pendek .
Dalam
ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunya! peralatan-
peralatan untuk produksi seperti mesin, gedung dan tanah. Masalah yang
perlu diper- hatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku, tenaga
kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variabel. Jadi dalam ongkos
produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variabe
2. Ongkos Produksi Jangka Panjang.
Dalam
ongkos produksi jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor
produksi, sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang. Semua
pengeluaran merupakan ongkos variabel
Pengertian Penerimaan
Didalam
memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari
seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum,
yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos
sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan
penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah
output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh
oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.
Hasil
total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang
yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau
TR = Q x P
Jenis-jenis Penerimaan
1.
Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari
hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus
dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka
merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan
mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari
titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga
barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat
pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat
pengaruh persaingan dan substansi).
2.
Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata
penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan,
yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah
satuan barang yang dijual.
3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.
Dalam
pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga
(P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya
horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2. Sama dengan nol;
3. Negatif.
C. Keuntunga maksimum
1. Permintaan Dan Hasil Jualan
Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimumkan keuntungan, dua hal harus diperhatikan:
• Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
• Hasil penjualan dari barang yang dihasilkan perusahaan itu.
Sifat
biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau
dalam struktur pasar manapun ia digolongkan. Akan tetapi sifat hasil
penjualan adalah berbeda di antara pasar persaingan sempurna dengan
struktur pasar lainnya. Perbedaan ini disebabkan karena ditinjau dari
sudut seorang produsen, bentuk permintaan yang dihadapi oleh seorang
produsen di pasar persaingan sempurna berbeda sifatnya dengan yang
dihadapi seorang produsen di pasar lainnya.
2. Permintaan Pasar Dan Perusahaan
Sifat
tersebut adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga yaitu sesuatu
perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.
Kurva
permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang sejajar dengan sumbu
datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp 3000. Kurva dd adalah
bersifat elastis sempurna karena dua alasan. Yang pertama, hasil
produksi perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan produksi
perusahaan-perusahaan lain dalam industri itu, dengan demikian apabila
perusahaan tersebut menaikkan harga hasil produksinya, tidak satu pun
dari hasil produksinya akan terjual. Para konsumen akan membeli dari
perusahaan lain. Alasan kedua, oleh karena produksi perusahaan tersebut
adalah sebagian kecil saja dari yang diperjualbelikan di pasar,
perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya pada harga Rp
3000. Sumbu datar dari Gambar 11.1 (i) menunjukkan bahwa produksi
perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang
diperjualbelikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua
hasil produksinya, tidak ada alasan kepada perusahaan untuk menurunkan
harga penjualan barangnya.
3. Hasil Penjualan Marjinal, Rata-Rata Dan Total
a. Hasil Penjualan Rata-rata
Untuk
suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan
rata-rata (AR) adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2 harga
barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah
kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini
adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp
3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual
perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan
dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
b. Hasil Penjualan Mar jinal
Satu
konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk
diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu
perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR— yang
merupakan singkatan dari perkataan Marjinal'Revenue), yaitu tambahan
hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi
barangyang diproduksikannja. Dalam pasar persaingan sempurna berlaku
keadaan berikut harga — hasil penjualan rata-rata — hasil penjualan
marjinal. Dalam Gambar 2 (i) kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan
kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0
menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.
c. Hasil Penjualan Total
Seluruh
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang
diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR —yaitu dari
perkataan Total Revenue}. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan
sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah
barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total
(TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.
D. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek
1. Syarat Pemaksimuman Keuntungan
Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut:
- Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total.
- Menunjukkan keadaan di mana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Dalam
cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan membandingkan
hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah perbedaan
antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang
dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan di
antara keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini
keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara
hasil penjualan total dengan biaya total adalah yang paling maksimum.
Cara
yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya
rata-rata dan biaya marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada
tingkat produksi di mana hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya
marjinal (MQ atau MR = MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya
apabila menambah produksinya pada ketika MR > MC yaitu hasil
penjualan marjinal (MR) melebihi biaya marjinal (MC). Dalam keadaan ini
pertambahan produksi dan penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam
keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC, mengurangi produksi dan
penjualan akan menambah untung. Maka keuntungan maksimum dicapai dalam
keadaan di mana MR = MC berlaku.
Sumber : http://lailyazharul.blogspot.com/2010/06/ongkos-dan-penerimaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar